APIRMINTA JAGAT PRAMUDITA

Pandega-17 Berbagi



Pada dasarnya manusia diciptakan untuk saling membantu, yaitu membantu manusia lain yang sedang dalam kesusahan, kekurangan, atau kemalangan, apalagi pada masa pandemik saat ini, semua kalangan terdampak olehnya, maupun dampak sosialis yaitu dengan perubahan kebiasaan cara berinteraksi dan dampak ekonomi yaitu pembatasan jam operasional sebuah usaha, akan tetapi yang terkena dampak secara besar yaitu para pekerja serabutan yang menggantungkan pendapatan dengan pekerjaan yang tidak tentu. Pada saat keadaan normal saja pendapatan mereka tidak tentu apalagi disaat pandemik seperti ini dimana banyak umkm gulung tikar, para buruh diberhentikan dari pekerjaannya, dan untuk mendapatkan pekerjaan saja susah. Pada LEGION 2019 ini para eiger dan logie diberikan tugas untuk berdagang atau praktik bisnis, dimana kami dituntut untuk mendapatkan untung yang sebesar besarnya. tuntutan untung sebesar-besarnya ini bertujuan bukan hanya untuk menunjukkan praktik bisnis kita berhasil dan sukses , namun untuk sumbangan juga atau yang bisa disebut charity karena semakin besar pendapatan otomatis charity yang dikeluarkan juga semakin besar jumlah nominalnya, charity ini ditujukan untuk mereka yang terkena dampak dari pandemik seperti saat ini, terutama mereka yang hanya bekerja serabutan ataupun manula-manula yang sudah renta, Memang mereka sudah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah tetapi tidak salah juga kami membantu sumbangan. karena kembali pada dasarnya bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dan sudah seharusnya saling membantu.


Pada kegiatan charity LEGION 2019 saya memilih objek atau orang yang menurut saya sangat membutuhkan bantuan ekonomi yaitu sosok wanita yang sudah memasuki usia yang sudah uzur dan berstatus janda, alasan memilih beliau sebagai objek charity saya adalah merujuk ke agama yang diyakini saya yaitu ada sebuah dalil yang menjelaskan siapa saja yang perlu kita bantu atau disantuni, dalilnya itu adalah sebuah hadist dari bukhari muslim yang haditsnya berbunyi ““Orang yang bekerja agar bisa memberi sebagian nafkah kepada janda, dan orang miskin, sebagaimana orang yang berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang tahajud di malam hari, puasa di siang hari. “ (HR. Bukhari 5353 dan Muslim 2982). ini bisa dikatakan sebagai landasan teori saya untuk pemberian sumbangan dari sebagian pendapatan yang kami sisihkan, bentuk sumbangan yang saya berikan berupa bantuan berbentuk sembako, kami tidak memilih makanan karena menurut saya makanan daya tahannya tidak lama dan sang penerima juga sudah mempunyai cucu yang takutnya kalau dikasih makanan tidak kebagian semua, isi sembako ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pangannya selama seminggu kedepan dan tidak akan kadaluarsa dengan cepat. dan untuk cara pemberian bantuan sumbangan sembako ini saya mematuhi pesan ibu yang jadi jargon pemerintah untuk melawan covid dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan atau yang disingkat 3M. 


Pada kegiatan sumbangan ini saya memberikan sumbangan sembako terhadap dua orang penerima, yaitu sama-sama wanita yang sudah uzur namun orang kedua tidak berstatus janda tetapi suaminya sedang sakit, Pendapat dari orang pertama yang mendapatkan bantuan sumbangan yang berupa sembako ini sangat bersyukur karena masih ada orang yang memanusiakan manusia sautnya dalam pembicaraan singkat saya (Terjemahan dari bahasa sunda). Beliau juga bercerita setelah pandemik seperti ini pendapatan pekerjaan beliau sangat turun drastik malah tidak dapat pendapatan sama sekali, karena beliau mempunyai pekerjaan berdagang atau berjualan di sekolah dasar dan sekolah islam atau yang disebut DTA (Diniyyah Takmiliyyah Awaliyyah) beliau berjualan berupa jajanan anak. karena semua proses pembelajaran dialihkan di rumah otomatis pendapatan beliau tidak ada, beliau berkomentar seperti ini “keur mah hirup susah kaayan ayeuna malah nyusahkeun” yang terjemahan dalam bahasa indonesianya “ sudah  hidup susah ditambah dengan keadaan seperti ini” dan beliau juga bercerita tentang kedua cucunya, yang satu sudah besar dan bekerja namun sedang dirumahkan akibat pandemik ini dan satu lagi yang sedang dimasa sering meminta uang untuk jajan. harapan beliau semoga pandemik ini segera berakhir dan kata beliau vaksin yang katanya sudah ada di gratiskan, karena untuk membeli beras saja susah apalagi membeli vaksin yang mahal. dan bantuan dari pemerintah juga dipermudah


Dan pendapat orang kedua sebagai penerima sumbangan ini mengatakan ‘alhamdulillah masih ada orang baik, hatur nuhun LEGION 2019 dan pandega 17 atas sodaqohnya” latar belakang beliau berbeda dengan orang pertama, beliau tidak bekerja, hanya menggantung kan hidupnya terhadap pekerjaan suami, namun sudah beberapa bulan ini suaminya sakit-sakitan karena faktor umur yang katau beliau sudah menginjak umur 71, pekerjaan suaminya adalah berdagang buah buahan dan sesekali menjadi buruh tani, namun setelah suaminya sakit. Untuk bertahan hidup beliau menggantungkan kebutuhannya terhadap anaknya yang sudah berkeluarga, karena sudah berkeluarga uang yang diberikan juga secukupnya malah kurang karena hanya cukup membeli beras. Pendapat beliau juga semoga diperbanyak orang atau lembaga yang peduli terhadap sesama, dan jika memberi pun tidak menuntut pamrih atau timbal balik, karena kata beliau biasanya orang yang memberi sumbangan sekarang ada maunya ada timbal baliknya. saat mendengar perkataan beliau yang seperti ini saya sangat miris dengan keadaan seperti ini ternyata masih ada saja yang memanfaatkan keadaan.


Menurut saya dari hasil charity  atau pemberian bantuan berupa sembako ini banyak yang kesusahan dan berjuang untuk bertahan hidup, dan sepertinya bantuan pemerintah tidak sesuai apa yang dipaparkan pada awal pengadaan bantuan sosial, karena bantuan tersebut selalu telat datang dan proses penerimaannya seperti dipersulit, membutuhkan persyaratan yang mempersulit dan mengharuskan keluar rumah untuk membuat surat pernyataan tidak mampu ke kelurahan, bukannya memudahkan malah menyusahkan, karena tuntutan tersebut juga mereka dengan masker dari kain seadanya harus keluar rumah di balik bayang-bayang terpapar virus COVID-19. dan yang paling miris itu ada bantuan dari salah satu orang yang mengharapkan timbal balik terhadapnya, karena pandemik ini bertepatan dengan pemilu daerah, kasus seperti itu banyak sekali terjadi di lingkungan masyarakat


kesan pesan saya selama kegiatan charity ini adalah Kesan yang pertama adalah banyak sekali orang diluar sana yang berdampak sangat signifikan karena adanya pandemi COVID-19 ini, mereka harus berjuang lebih keras lagi dari sebelumnya, yaitu dalam mencari nafkah, terutama mereka yang berjualan karena pandemi ini pendapatan mereka berkurang malah ada yang sampai tidak mendapatkan penghasilan sama sekali, dan ternyata masih ada orang yang mencari kesempatan dalam kesempitan dalam masa pandemi seperti ini, contohnya seperti yang sudah saya sebutkan tadi. serta saya jadi lebih bersyukur karena di masa masa sulit ini keluarga saya masih diberikan rezeki yang cukup maupun lahir dan batin .Kesan saya juga untuk kegiatan charity ini yaitu ada rasa kurang enak dihati karena harus mendokumentasikan dan menanyakan latar belakang penerima, kesannya sumbangan ini tidak ikhlas hanya sebatas tugas atau pencitraan semata. Dan untuk pesannya dan sepertinya ditunjukan terhadap pribadi diri saya adalah hidup itu bukan hanya mencari kepuasan dari apa yang kita punya dan kita dapatkan, karena pada dasarnya memberikan atau berbagi apa yang kita dapatkan dari suatu usaha adalah kewajiban kita dalam memanusiakan manusia. dan semoga kedepannya sumbangan yang saya berikan lebih banyak lagi. Terimakasih LEGION 2019 saya banyak mendapat pengalaman dalam segala kegiatannya.



Komentar